source: blue.kumparan.com |
Alison Bechdel memberikan ilustrasi berupa gagasan baru mengenai menonton film feminis. Melansir dari https://bechdeltestfest.com/, dalam karya bernama The Rule, Bechdel memberikan gambaran percakapan antara dua tokoh yang mana satu diantaranya menjelaskan bahwa dia mempunyai aturan untuk jenis film yang akan dia tonton.
Ide yang berlian tersebut akhirnya melahirkan sebuah tes yang terkenal dengan sebutan Tes Bechdel. Tes ini merupakan sebuah cara bagi para kritikus dan penonton untuk memutuskan apakah sebuah film ramah untuk wanita atau tidak.
Akan tetapi, masih terlalu banyak film yang melewatkan garis besar ini. Oleh sebab itu, cara ini dapat mendorong wanita bisa menjadi sutradara handal dan munculnya cerita yang berfokus pada wanita sebagai pemeran utama atau adanya peran wanita lebih dari satu.
Tujuan Munculnya Tes Bechdel
Tes Bechdel sendiri sangat bermanfaat untuk menguatkan seksisme yang terus menerus merembes ke dalam karya klasik dan modern, tetapi banyak keadaan yang masih perlu dipertimbangkan.
Akhirnya, beberapa sutradara, penulis, produser, dan reporter wanita memberikan saran untuk adanya penambahan tes sehingga membantu penyeleksian film dengan lebih ketat lagi. Saat ini banyak film yang lolos secara teori, namun masih belum cukup setara dalam hal kesetaraan wanita di belakang kamera.
Penulis bernama Rory Uphold juga mempertanyakan apakah kru yang terlibat dalam pembuatan film sudah 50 persen wanita. Tentunya, hal ini menjadi penting juga dipertanyakan mengingat harus ada representasi yang seimbang antara di depan maupun belakang layar.
Akan tetapi apabila berbicara mengenai Tes Bechdel yang menyentuh semua aspek dalam keramahan wanita dan mengabaikan segala representasi menyimpang, maka hal ini tidak akan berarti. Misalnya, adanya film dengan topik lesbian yang lolos Tes Bechdel. Pastinya, ini menjadi sesuatu yang tidak boleh terabaikan.
Tes Bechdel sendiri menyakini bahwa pembacaaan film pada akhirnya akan fokus pada feminis. Pastinya, tidak hanya film yang menyimpang, masih banyak karya non-menyimpang yang lulus tes ini. Tapi, banyak yang menyakini bahwa karya tersebut merupakan film yang terinspirasi dari kaca mata feminis yang menyimpang.
Tidak hanya sudut pandang yang menyimpang, film juga bisa terinspirasi dari cara masyarakat mengonsumsi media dengan desakan beragamnya pandangan seperti misogini, heteronormativitas, rasisme, dan masalah lain yang berkaitan dengan pria.
Tes Bechdel memang memiliki tujuan yang baik, namun dalam pelaksanaanya harus didukung oleh tes lain yang selaras sehingga tidak merugikan industri perfilman maupun penonton. Sudah waktunya untuk mengembangkan tes film yang lebih ketat sehingga mampu menghasilkan karya ramah wanita dan layak tonton.
Itulah sekilas informasi mengenai Tes Bechdel yang patut kita ketahui. Untuk informasi lebih lengkap mengenai tes tersebut, silahkan kunjungi bechdeltestfest.com. Semoga bermanfaat!
Posting Komentar untuk "Menarik! Begini Cerita Dibalik Kemunculan Tes Bechdel"